Rabu, 29 Februari 2012

Reproduksi Tumbuhan


LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM II
REPRODUKSI TUMBUHAN














OLEH :


NAMA                        :  ADITYA YULISTIO

NIM                            :  08111004002

KELOMPOK             :  VIII (DELAPAN)
ASISTEN                   :  DIAN OCTARINA



LABORATORIUM ZOOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2011/ 2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
          Reproduksi tumbuhan dibagi atas reproduksi vegetatif dan reproduksi generatif. Reproduksi vegetatif terjadi secara alami dan buatan. Reproduksi generatif terbagi menjadi dua yaitu pada Gymnospermae dan Angiospermae. Reproduksi vegetatif pada tumbuhan di atas terjadi secara alami. Tumbuhan juga dapat dikembangbiakkan secara buatan dengan cara: mencangkok, stek, okulasi, merunduk, kultur jaringan dan lain-lain (Srikini 2008: 4).
          Reproduksi seksual pada tumbuhan terjadi pada Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka, misalnya pinus, cemara, melinjo, damar, dan pakis haji), dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup yaitu monokotil dan dikotil). Flora atau tumbuh-tumbuhan sama halnya dengan binatang dan manusia sama-sama melakukan kegiatan berkembang biak dengan tujuan untuk menghindari kepunahan pada spesies atau rasnya karena cara inilah tumbuhan mempertahankan keturunannya. Kegiatan berkembangbiak atau beranak ini pada tumbuhan dapat dilakukan secara tidak kawin atau tanpa melalui perkawinan antara sel kelamin jantan betina atau kepala putik dengan benang sari (Pratiwi 2007: 191).  
          Perkembangbiakan secara alami adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan tangan manusia untuk terjadi pembuahan atau anakan tanaman baru. Umbi lapis adalah tumbuhnya tunas pada sela-sela lapisan umbi. Contohnya seperti bawang merah. Umbi batang adalah batang yang beralih fungsi sebagai tempat penimbunan makanan dengan calon tunas-tunas kecil yang berada di sekitarnya yang dapat tumbuh dengan cara geragih adalah batang yang menjalar secara terus-menerus di mana pada ruas batang dapat muncul tunas-tunas baru. Misalnya seperti tanaman rumput teki, arbei, kangkung, dan lain sebagainya jadi tanaman baru. Contoh seperti jagung dan ketela rambat (Campbell 2003: 355).                                    Sistem reproduksi ini tidak melibatkan proses penyerbukan. Keuntungan reproduksi secara buatan ini adalah keturunan yang dihasilkan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya dan cenderung lebih cepat menghasilkan buah. Kekurangannya antara lain sistem perakaran kurang kuat dan jika ranting dipotong menyebabkan menurunnya pertumbuhan. Reproduksi vegetatif merupakan suatu perluasan dari kapasitas tumbuhan untuk  melakukan pertumbuhan tak terbatas. Individu baru (keturunannya) yang terbentuk mempunyai ciri dan sifat yang sama dengan induknya. Individu-individu sejenis yang terbentuk secara reproduksi aseksual dikatakan termasuk dalam satu klon, sehingga anggota dari satu klon mempunyai susunan genetik yang sama (Pratiwi 2007: 356).
          Gametogenesis adalah peristiwa pembentukan gamet (sel kelamin). Pembentukan spermatozoid disebut dengan spermatogenesis, sedang pembentukan ovum disebut dengan oogenesis. Spermatogenesis pada tumbuhan adalah proses pembentukan serbuk sari yang berlangsung di kepala sari dan oogenesis berlangsung  di ruang bakal buah (putik). Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari di kepala putik untuk tumbuhan Angiospermae sedang untuk Gymnospermae langsung pada bakal biji (Srikini 2008: 5).                                                             Reproduksi  pada tumbuhan dari sel generatif dapat terjadi dengan pembuahan (amfimiksis),  atau tanpa  melalui pembuahan (apomiksis). Reproduksi (perkembangbiakan) ini merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Dengan reproduksi  maka makhluk hidup dapat mempertahankan kelangsungan jenisnya (spesies) sehingga tidak punah. Pembuahan pada angiospermae disebut pembuahan ganda sebab terjadi 2 kali pembuahan (Pratiwi 2004: 193).
Sama seperti halnya mahluk hidup lain, tumbuhan juga bereproduksi untuk mempertahankan kelangsungan spesiesnya. Tumbuhan berbunga melakukan reproduksi dengan cara membentuk biji. Biji terbentuk dengan jalan reproduksi seksual yaitu bergabungnya sel kelamin jantan dari serbuk sari dengan sel kelamin betina dari bakal buah.Baik benangsari maupun putik dilindungi oleh kelopak bunga dan daun mahkota. Keduanya membentuk mahkota bunga. Polinasi atau penyerbukan terjadi ketika butir sel jantan dari benangsari masuk ke kepala putik bunga lalu turun ke tangkai putik untuk bergabung dengan bakal biji. Ada juga tumbuhan yang bisa dikembangkan tanpa pembuahan (Srikini 2007: 28) 
                                                                                                                       
1.2.  Tujuan Praktikum
         Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari dan mengenal sistem reproduksi tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Reproduksi pada tumbuhan dapat berlangsung secara vegetatif (aseksual atau tidak kawin), generatif (seksual atau kawin), dan metagenesis (vegetatif dan generatif secara bergantian). Reproduksi vegetatif sangat menolong tumbuhan dari kepunahan sebab tidak bergantung pada individu lain untuk reproduksinya. Reproduksi seksual pada tumbuhan terjadi pada Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka, misalnya pinus, cemara, melinjo, damar, dan pakis haji), dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup yaitu monokotil dan dikotil) (Srikini 2008: 6).                                                                        Reproduksi  pada tumbuhan dari sel generatif dapat terjadi dengan pembuahan (amfimiksis),  atau tanpa  pembuahan (apomiksis). Partenogenesis yaitu terbentuknya individu baru dari lembaga (ovum) tanpa dibuahi. Apogami yaitu terbentuknya individu baru dari bagian lain non lembaga yaitu antipoda atau sinergid tanpa dibuahi. Organ reproduksi angiospermae adalah bunga. Bunga merupakan modifikasi dari tunas yang mendukung bagian-bagiannya, yaitu kelopak, mahkota, benang sari, dan putik yang merupakan modifikasi dari daun dalam suatu susunan yang rapat (Campbell 2003: 35).
            Kelopak (calyx) terdiri dari daun-daun kelopak (sepal). Kelopak terdapat pada begian terluar bunga, menyelubungi bagian-bagian bunga lainnya, pada umumnya berwarna hijau, berfugsi untuk melindungi kuncup. Mahkota (corolla) terdiri dari daun mahkota (petal), bagian ini biasanya memiliki tekstur dan warna yang menarik. Warna mahkota sangat bervariasi dan warna-warna tunggal, kombinasi warna-warna pelangi atau bahkan warna hitam atau putih (Pratiwi 2007: 194).
            Keragaman tekstur dan warna mahkota ditujukan untuk menarik perhatian serangga penyerbuk. Di sebelah dalam mahkota terdapat benangsari (stamen) yang terdiri atas tangkai sari (filamen) yang mendukung kotak sari (anter). Benang sari merupakan alat kelamin jantan yang menghasilkan serbuk sari (polen). Polen dibentuk dan disimpan dalam kotak sari. Bagian paling dalam dari bunga adalah putik (gynoecium). Putik terbentuk sebagai hasil pelekatan daun-daun buah (carpel). Putik dapat terdiri dari satu atau beberapa daun buah (Srikini 2008: 13).
            Putik terdiri atas tiga bagian yaitu bagian paling bawah biasanya membengkak disebut bakal buah (ovari), yang mengandung bakal biji (ovul). Bagian tengah, berupa tangkai yang ramping disebut tangkai putik (stylus). Bagian paling ujung, disebut kepala putik (stigma), pada permukaan stigma ini butir-butir serbuk sari dari bunga yang sama atau bunga-bunga lain yang dibawa oleh angin ataupun serangga ditangkap pada peristiwa penyerbukan. Bentuk stigma sangat beragam ada yang kecil runcing, sedikit mengembung atau bercabang-cabang membentuk lengan (Campbell 2003: 357).
            Setelah penyerbukan, butir serbuk sari yang menempel pada stigma berkecambah membentuk tabung serbuk sari. Sel tabung bergerak ke tabung serbuk sari yang menuju bakal buah (ovari), sementara itu sel gametofit membelah secara mitosis menghasilkan 2 sel sperma. Sel induk (2n) di kepala sari membelah secara meiosis menjadi 4 sel mikrospora (n). Ke empat sel membelah secara mitosis, tanpa sitokinesis, sehingga terbentuk 4 sel yang mempunyai dua inti yaitu satu inti generatif dan satu inti vegetatif. Selanjutnya inti generatif membelah menjadi duayaitu inti spermatozoid 1 (n) dan inti spermatozoid 2 (n) (Srikini 2008: 16).
            Pembuahan pada angiospermae disebut pembuahan ganda sebab terjadi 2 kali pembuahan yaitu: Inti spermatozoid 1 + ovum  >  zygot  >  embrio (2n). Inti spermatozoid 2 + inti kandung l Sel induk (2n) di bakal buah membelah secara meiosis menjadi 4 sel megaspora (n). Dari 4 sel hanya 1 yang fungsional dan 3 sel mengalami degenerasi. Sel fungsional membelah secara mitosis 3 kali menjadi 8 sel, tanpa sitokenesis pada mitosis pertama dan kedua. Kemudian 8 sel ini bermigrasi: 3 menjadi antipoda, 2 menjadi sinergid, 2 inti kandung lembaga sekunder, dan 1 menjadi ovum. Lembaga sekunder  >  endosperm di dalam kotiledon (keping lembaga) pada tumbuhan
(Pratiwi 2007: 196).
            Gametogenesis adalah peristiwa pembentukan gamet (sel kelamin). Pembentukan spermatozoid disebut dengan spermatogenesis, sedang pembentukan ovum disebut dengan oogenesis. Spermatogenesis pada tumbuhan adalah proses pembentukan serbuk sari yang berlangsung di kepala sari dan oogenesis berlangsung  di ruang bakal buah (putik) (Srikini 2008: 123).
            Perkembangbiakan secara alami adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan tangan manusia untuk terjadi pembuahan atau anakan tanaman baru. Umbi lapis adalah tumbuhnya tunas pada sela-sela lapisan umbi. Contohnya seperti bawang merah. Umbi batang adalah batang yang beralih fungsi sebagai tempat penimbunan makanan dengan calon tunas-tunas kecil yang berada di sekitarnya yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh seperti jagung dan ketela rambak (Campbell 2003: 358).                  Geragih adalah batang yang menjalar secara terus-menerus di mana pada ruas batang dapat muncul tunas-tunas baru. Misalnya seperti tanaman rumput teki, arbei, kangkung, dan lain sebagainya. Spora adalah cara tumbuhan paku, lumut dan jamur berkembang biak dengan membentuk spora tempat tunas baru akan muncul. Tunas adalah tumbuhan anakan yang muncul di samping tumbuhan induknya. Contohnya yakni seperti pohon pisang, bambu, tebu, dan lain sebagainya. Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu seperti pada akar, daun, dsb. Contoh tanaman bertunas adventif adalah seperti pohon cemara, kesemek, sukun, dan lain-lain (Srikini 2008: 17).                                                    
            Serbuk sari yang sampai pada tetes penyerbukan terjadi dari dua sel, yaitu sel generatif dan sel vegetatif. Serbuk sari akan terhisap masuk melewati mikrofil kedalam ruangan dalam bakal biji (ruang serbuk). Di dalam ruang serbuk, serbuk sari kemdian tumbuh membentuk buluh serbuks sari. Buluh serbuk sari menembus ke nuselus. Suatu pembuahan buluh serbuk sari bergerak ke ruang arkegonium. Bersamaan dengan itu, sel generatif membelah menjadi dua, yang satu disebut dislokator (sel dinding) dan yang lain disebut sel spermatogen (Pratiwi 2007: 198).                                                          
            Sel spermatogen kemudian membelah menjadi dua spermatozoid yang bentuknya seperti rumah siput dan rambut getar yang tersusun dalam suatu spiral. Buluh serbuk sari yang jumlahnya banyak menuju kebakal biji (kandung lembaga). Setelah sampai pada mikrofil, inti vegetatif berdegenerasi kemudian lenyap. Inti generatif (sperma) masuk dan terjadilah pembuahan. Salah satu sperma membuahi sel telur yang kemudian tumbuh menjadi embrio, dan satu sperma yang lain membuahi inti kandung lembaga sekunder yang kemudian menjadi endosperma. Endosperma berfungsi sebagai cadangan makanan bagi embrio (Srikini 2008 : 124).
            Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari di kepala putik untuk tumbuhan Angiospermae sedang untuk Gymnospermae langsung pada bakal biji. Generatif adalah bahwa tanaman tersebut berkembang biak secar kawin dan melalui peleburan antar kelamin jantan dan kelamin betina atau dengan fertilisasi, yaitu bertemunya sel jantan yang terdapat pada benang sari dan sel betina yang terdapat pada putik. Bertemunya 2 sel ini nantinya akan menghasilkan buah yang berbiji dua (Pratiwi 2007: 199)

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 17 Februari 2012 pukul 13.15 WIB sampai dengan 15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis dan cutter atau silet. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Alamanda sp, Caesalpinia pulcherima, Canna sp, Carica papaya, Hibiscus rosasinensis, Pinus merkusii, dan Vanda sp.

3.3. Cara Kerja
Diamati bahan-bahan yang dibawa. Alamanda sp, Caesalpinia pulcherima, Canna sp, Carica papaya, Hibiscus rosasinensis, Pinus merkusii, dan Vanda sp. Dibelah bahan yang dibawa untuk melihat bagian dalamnya. Setelah itu diamati dengan cermat, digambar pada lembar kerja dan tulis keterangan gambar dan klasifikasinya.











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
              Dari praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Allamanda sp
Klasifikasi
Kingdom        : Plantae                         
Divisio            : Spermatophyta
Class               : Monocotyledonaea
Ordo               : Apocynales
Family            : Apocynaceae 
Genus             : Allamanda
Spesies           : Allamanda sp                             
Nama              : Bunga Allamanda
                                                                                    
                                                                                     Keterangan :
1.    Pediculus
2.    Calyx
3.    Corolla
4.    Ovarium
5.    Stylus
6.    Stigma
7.    Stament

             






b. Carica papaya
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio    : Spermatophyta   
Class       : Dicotyledoneae 
Ordo       : Caricales
Family    : Caricaceae 
Genus      : Carica  
Spesies    : Carica papaya 
Nama      : Bunga egeta
                                                                                             
                                                                                     Keterangan :
1.         Stamen   
2.         anther
3.         filament
4.         stigma
5.         stilus
6.         ovul

           













c.  Pinus merkusii                                                                   
Klasifikasi                                                                   
Kingdom        : Plantae
Divisi              : Spermatophyta                                  
Class               : Dycotyledonae                                  
Ordo               : Coniferales                                         
Family            : Pinaceae                                            
Genus             : Pinus                                                  
Spesies           : Pinus merkusii                                   
Nama              : Pinus                                                   
Keterangan :

1.    Bakal biji
2.    Mikrospora
3.    Strobilus betina
4.    Strobilus jantan
           












d. Hibiscus rosasinensis
Klasifikasi
Kingdom        : Plantae
Divisio     : Spermatophythas
Class        : Dicotyledoneae                               
Ordo        : Malvales                                          
Family      : Malvaceae                                       
Genus      : Hibiscus                                          
Spesies     : Hibiscus rosasinensis                    
Nama       : Kembang sepatu          

Keterangan :
1.  Pediculus
2.  Calyx
3.  Corolla
4.  Ovarium
5.  Filament
6.  Polen
7.  Stylus
8.  Stigma












e. Vanda sp
Klasifikasi :                                                                
Kingdom        : Plantae
Divisio            : Spermatophyta                                 
Class               : Monocotyledoneae                           
Ordo               : Polales                                             
Family            : Orchidaceae                                      
Genus             : Vanda                                               
Spesies           : Vanda sp                                            
Nama              : Anggrek
                                           
Keterangan :
1. Corolla
2. Folium
                                                                                     3. Caulis
                                                                                     4. Stamen
                                                                                     5. Stigma
 











f. Caesalpinia pulcherima
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio     : Spermatophyta
Class        : Dicotyledoneae
Ordo        :  Leguminosae            
Family      : Caesalpiniacea
Genus      : Caesalpinia
Spesies     : Caesalpinia pulcherrima
Nama       : Bunga Merak

Keterangan :
1.    Pediculus
2.    Calyx
3.    Corolla
4.    Stigma
5.    Stamen
6.    Ovarium
7.    Stylus
8.    Filament









           


g. Canna sp
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio    : Spermatophyta
Class       : Monocotyledoneae
Ordo       : Cannaceales
Family    : Cannaceae
Genus     : Canna
Spesies   : Canna sp
Nama     : Bunga canna

Keterangan :
1.    Corolla
2.    Stigma
3.    Calyx
4.    Sepal
5.    Pediculus
6.    Stamen
7.    Polen
8.    Petal












4.2. Pembahasan
          Allamanda sp adalah bunga yang berupa perdu, berumur panjang (perenial), tinggi bisa mencapai ± 4 meter.  Batangnya berkayu, silindris, terkulai, warna hijau, permukaan halus, percabangan monopodial, arah cabang terkulai dan merenggang.  Menurut Srikini (2008: 28) bahwa daun Allamanda sp tunggal, bertangkai pendek, tersusun berhadapan (folia oposita), warna hijau, bentuk jorong, panjang 5 – 15 cm, lebar 2 – 5 cm, helaian daun tebal, ujung dan pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, permukaan atas dan bawah halus, serta bergetah.  Bunganya majemuk, bentuk tandan (racemus), muncul di ketiak daun dan ujung batang, mahkota berbentuk corong (infundibuliformis) berwarna kuning, panjang mahkota 8 – 12 mm, daun mahkota berlekatan (gamopetalus).  
                 Carica papaya merupakan semak berbentuk pohon dengan batang yang lurus, bulat silindris, diatas bercabang atau tidak, sebelah dalam berupa spons dan berongga, di luar terdapat tanda berkas daun yang banyak, tinggi tumbuhan ini antara 2,5 10 meter. Menurut Pratiwi (2007: 205) bahwa daunnya berjejal pada ujung batang dan ujung cabang, tangkai daun bulat silindris, berongga, panjang 25 sampai 100 cm, helaian daun telur bulat, bertulang daun menjari, bercabang menjari berbagi menjari ujung runcing dan pangkal berbentuk jantung garis tengah 25 27 cm, taju selalu berlekuk menyirip tidak beraturan.
Vanda sp termasuk ke dalam jenis akar serabut (monokotil) dan merupakan akar udara atau akar gantung yang berfungsi untuk mencegah kehilangan air yang terlalu besar. Bunga ini umurnya relatif pendek termasuk biseksual karena memiliki putik dan benang sari. Menurut Srikini (2008: 35) bahwa bunga anggrek terdiri dari lima bagian utama, yaitu sepal (kelopak bunga), petal (mahkota bunga), benang sari, putik, dan juga ovari (bakal buah). Sepal berfungsi untuk melindungi kuncup. Anggrek memiliki 3 helai sepal yang warnanya indah, berlainan dengan sepal bunga lainnya yang umumnya berwarna hijau, letaknya membentuk segitiga. Setelah sepal, didapatkan 3 helai petal yang juga terletak dalam bentuk segitiga.
Caesalpinia pulcherima  merupakan perdu. Daun hampir selalu majemuk menyirip atau menyirip ganda, jarang sekali tunggal atau beranak daun satu. Menurut Srikini (2008: 31) bahwa terdapat perbedaan mengenai bunganya, ialah bahwa pada suku ini, bunga memang masih sering mempunyai mahkota yang nyata berbentuk seperti kupu-kupu pula, tetapi ke 5 daun mahkota bebas, tidak ada yang berlekatan atau dapat pula jumlah daun mahkota kurang dari 5, bahkan sampai tidak ada. Benang sari 10, jarang lebih, biasanya berlekatan dengan bermacam-macam cara.
Canna sp merupakan herba tegak dengan tinggi 0,5 2 m. Semua bagian vegetatif dan daun kelopak sedikit atau banyak berlilin. Helaian daun eliptis memanjang dengan pangkal dan ujung runcing berwarna hijau muda sampai hijau tua, kerapkali merah kecokelatan atau keseluruhannya coklat tua, tepi pucat atau pucat. Menurut Pratiwi (2007: 202) bahwa karangan bunga kerapkali bercabang. Daun kelopak tidak sama, kerapkali berwarna serupa dengan mahkota panjangnya 1 sampai 1,5 cm.
Daun tunggal bertepi rata atau berlekuk beranekaragam. Kebanyakan bertulang menjari, duduknya tersebar mempunyai daun-daun penumpu, bunga banci, aktinomorf, daun kelopak 4 5 lembar dengan susunan katup. Menurut Srikini (2008: 33) bahwa Hibiscus rosasinensis merupakan semak atau terna, jarang yang berupa pohon, seringkali dengan batang yang mempunyai serabut-serabut kulit, serta penutup permukaan organ-organ tertentu yang berupa rambut-rambut bintang atau sisik-sisik. Daun tunggal, bertepi rata atau berlekuk beraneka ragam, kebanyakan bertulang menjari, duduknya tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga besar, banci, aktinomorf, daun kelopak 4 – 5, sedikit banyak berlekatan.
                   Pinus merkusii merupakan anggota coniferales yang paling terkenal dan umumnya dijumpai di hutan alamiah atau lindung. Menurut Campbell (2003: 175) bahwa Pinus merkusii memiliki struktur bunga majemuk dan bereproduksi dengan strobilus dan merupakan tumbuhan berumah satu. Bunga jantan bertumpuk pada tunas yang muda yang memiliki panjang ± 2 cm. Sedangkan bunga yang betina di ujung tunas yang muda berbentuk silindris dan runcing. Pada ujungnya runcing, bersisik dan berwarna coklat. Buahnya berbentuk kerucut berperisai seperti sisik, ujungnya berbentuk jajar genjang. Bijinya berbentuk bulat telur, pipih dan bersayap, mudah terlepas dan berwarna putih kekuning-kuningan.



BAB V
KESIMPULAN
            Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa kesimpulan                   antara lain :
  1. Pada Hibiscus rosasinensis terdapat dua alat kelamin yaitu putik dan benang sari dimana letak benang sari berada dibawah putik.
  2. Bahwa Carica papaya tidak mempunyai kelopak bunga.
  3. Bunga Caesalpinia pulcherima berupa bunga majemuk.
  4. Caesalpinia pulcherima dan Allamanda sama-sama mempunyai bentuk bunga menyerupai bentuk terompet.
  5. Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari di kepala putik untuk tumbuhan Angiospermae sedang untuk Gymnospermae langsung pada bakal biji.


















DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2003. Biologi Jilid II. Jakarta : Erlangga.
Setiawan, Doni. 2012. Penuntun Praktikum Praktikum Biologi Umum II. Indralaya :
      Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
      Sriwijaya.
Pratiwi. 2007. Reproduksi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga.
Srikini. 2008. Sains Biologi. Jakarta : Erlangga.
























Lampiran Gambar :









           





PhalaenopsisHibiscus rosasinensis                                          Allamanda sp

           





Vanda sp                                                             Canna sp                
                             






Caesalpinia pulcherima                                      Pinus merkusii



                                               Carica papaya


                                      
ABSTRAK
Praktikum ini berjudul “Reproduksi Tumbuhan”. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari dan mengenal sistem reproduksi tumbuhan. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 17 Februari 2012, pukul 13.15 WIB sampai dengan 15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sriwijaya, Indralaya. Alat yang digunakan adalah alat tulis dan cutter atau silet. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Alamanda sp, Caesalpinia pulcherima, Canna sp, Carica papaya, Hibiscus rosasinensis, Pinus merkusii, dan Vanda sp. Kesimpulan yang didapat adalah penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari di kepala putik untuk tumbuhan angiospermae sedang untuk gymnospermae langsung pada bakal biji.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar