Rabu, 29 Februari 2012

Reproduksi Hewan


LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM II
REPRODUKSI HEWAN



Description: UNSRIB











OLEH :


NAMA                        :  ADITYA YULISTIO

NIM                            :  08111004002

KELOMPOK             :  VIII (DELAPAN)
ASISTEN                   :  DIAN OCTARINA



LABORATORIUM ZOOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2011/ 2012

ABSTRAK
            Praktikum yang bejudul “Reproduksi Hewan” yang bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari organ reproduksi pada beberapa jenis hewan. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 24 Februari 2012, pukul 13.15 WIB sampai dengan 15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah baki bedah, gunting bedah, jarum penusuk, dan pinset sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah Cyprinus carpio, Mus musculus, dan Rana sp. Kesimpulan yang didapat adalah organ reproduksi pada hewan terdiri atas uterus, tuba fallopi, skrotum, ovarium, vas deferens, gonad, duktus dan testis.

























BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Tidak setiap individu mampu menghasilkan keturunan, tetapi setidaknya reproduksi akan berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup dipermukaan bumi ini. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungan. Ada yang berlangsung setiap musim atau kondisi tertentu setiap tahun. Untuk dapat melakukan reproduksi maka harus ada gamet jantan dan betina. Penyatuan gamet jantan dan betina akan membentuk zigot yang selanjutnya berkembang menjadi generasi baru (Fujaya 2004: 151).
Perkembangbiakan hewan dapat dibedakan menjadi perkembangbiakan secara generatif dan secara vegetatif. Perkembangbiakan secara generatif ditandai dengan adanya peristiwa perkawinan, yaitu peleburan sel sel kelamin  atau gamet. Pada hewan tingkat tinggi, sel sel kelaminnya dapat dibedakan menjadi sel kelamin jantan atau spermatozoa dan sel kelamin betina atau sel ovum. Perkembangbiakan secara vegetatif tidak memerlukan sel kelamin dan terjadi pada hewan tingkat rendah. Adapun yang termasuk perkembang biakan secara vegetatif pada hewan antara lain pembelahan diri, pembelahan tunas, dan fragmentasi (Srikini 2008: 37).
Bagi hewan yang melakukan fertilisasi internal dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Pada vertebrata yang hidup di air melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksternal), contoh ikan dan katak. Yang hidup di darat melakukan pembuahan di dalam tubuh (fertilisasi internal). Pada mamalia jantan, alat kelaminnya disebut penis pada reptil seperti cecak dan kadal menggunakan hemipenis (penis palsu), sedangkan pada bangsa burung misalnya bebek, untuk menyalurkan sperma menggunakan ujung kloaka (Campbell 2003 : 163).
 Pada hewan yang melakukan fertilisasi internal dikenal adanya 3 macam perkembangan embrio yaitu ovipar atau bertelur yakni bila embrio berkembang di dalam telur. Misalnya  pada jenis-jenis burung dan ikan. Kemudian ovovivipar atau bertelur dan beranak bila embrio berkembang di dalam telur yang di inkubasi dalam tubuh dengan sumber nutrisi berasal dari telur, misalnya pada beberapa jenis ikan hiu. Sedangkan yang terakhir yaitu vivipara atau beranak yakni bila embrio tumbuh dan berkembang di dalam uterus dan mendapat, nutrisi dari induknya melalui plasenya. Misalnya pada beberapa jenis mamalia (Pratiwi, D.A 2003: 164).
Perkembangbiakan secara vegetatif pada hewan dapat dilakukan dengan cara pembelahan sel, pembentukan tunas, fagmentasi, partogenesis dan regenerasi. Perkembangbiakan dengan cara pembelahan sel dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu pembelahan binner, terjadi pada hewan bersel satu, contohnya Amoeba sp, Paramecium sp, dan Euglena sp. Pada pembelahan biner, satu sel induk akan membelah menjadi dua sel anak. Pembelahan multipel adalah satu sel pembelahan sel induk menjadi beberapa anak sel. Contohnya terjadi pada Plasmodium sp. Perkembangbiakan dengan pembentukan tunas (budding) terjadi pada beberapa jenis hewan air, misalnya Hydra sp, ubur-ubur, dan koral. Pembelahan sel tersebut menyebabkan terbentuknya tunas yang masih tetap melekat pada induknya      (Srikini 2008: 41).
Pada umumnya mamalia melahirkan anaknya dan kemudian menyusui anaknya sampai anaknya mandiri. Beberapa perkecualian, misalnya pada hewan paruh bebek (Platypus), bertelur, setelah menetas anaknya baru disusui. Pada hewan berkantung, contoh kanguru, anaknya lahir muda (amat premature) kemudian merayap masuk, kantung induknya, mencari puting susu, kemudian menyusu dalam kantung sampai mandiri. Alat reproduksi mamalia jantan contoh pada manusia, yang berkaitan dengan produksi sperma terdiri dari sepasang kelenjar kelamin yang disebut testis yang disimpan dalam kantung disebut skrotum atau kantung pelir. Alat reproduksi mamalia betina contoh pada manusia terdapat sepasang kelenjar kelamin yaitu ovarium yang berfungsi menghasilkan sel telur (Campbell 2003 : 159).

1.2.  Tujuan
                Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari serta mengenal sistem reproduksi hewan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada hewan yang melakukan fertilisasi secara internal organ reproduksinya dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Peranan hewan jantan dalam hal reproduksi terutama adalah memproduksi sperma dan sejumlah kecil cairan untuk memungkinkan sel sperma meluncur menuju rahim (Srikini 2008: 52).
Reproduksi pada hewan hanya terjadi secara seksual dan aseksual atau bisa bergantian melakukan modus tersebut. Sistem reproduksi pada jantan terdiri dari testis yang dikelilingi tunika vaginalis dan selubung testis dan juga epididimis, duktus deferens, kelenjar aksesori (kelenjar vesikulosa, prostat dan bulbouretralis), uretra, dan juga penis yang dilindungi oleh propusium. Bila testis diambil dan diangkat dari skrotum dimana fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki suhu 1 sampai 8 oC lebih dingin dibandingkan temperatur rongga tubuh (Campbell 2003: 204)
Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh system otot rangkap yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis atau membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Sedangkan lapis viseralisnya (pembalut peritoneum pada testis dan epididimis) tetap ia bertaut pada kapsula testis dibawahnya, yakni tunika albuginea, lapis viseralis, tunika albuginea terdiri dari mesofel dan jaringan ikat yang melekat pada tunika yaitu tunika albuginea (Dellmann 2001: 486).
Sedangkan sistem reproduksi pada betina terdiri dari ovarium bagian kiri dan kanan serta oviduktus, lazimnya uterus bikornua, reproduksi, serviks, vagina, vestibulum dan kelenjar yang berkaitan. Berperan dalam produksi dan transport ovum, transport yang lainnya yaitu spermatozoa, pembuahan dan akomodasi ovum yang telah dibuahi (conceptus) sampai lahir (partus). Dan gonad berbentuk penebalan memanjang disebut punggungnya gonad (gonadal ridges), terletak pada batas tepi ventrome epitel kubus atau pipih selapis, disebut epitel permukaan (Brown 2001: 487).
Pada mamalia alat kelamin jantan terdiri atas sepasang testis, saluran deferen, vesikula seminalis, kelenjar prostata, uretra dan penis. Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan di bungkus oleh skrotum, Skortum berbentuk sebuah kantung yang membungkus testis. Testis tersusun oleh bentukan menyerupai cacing yang disebut epididimis yang merupakan wadah sperma. Epididimis mengeluarkan material yag mampu mempertahankan kehidupan sperma selama penyimpanan didalam testis. dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal (Srikini 2008: 55).
Pada mamalia, testis terletak di luar tubuh, dan dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (< 37°C). Saluran reproduksi, tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu ke arah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktus deferen, dan vesikula seminalis (Pratiwi 2007: 198).
Pada monotremata mirip dengan yang terdapat pada kura-kura, sedangkan untuk mamalia yang lebih tinggi, penis terletak di sebelah anterior skrotum. Penis adalah organ seksual jantan yang dibungkus oleh kulit yang disebut kalup (prepusium). Lapisan dalam kalup disuplai dengan kelenjar keringat yang mengeluarkan smegma. Uretra pada hewan jantan adalah tabung mukoid yang memanjang mulai dari kandung kemih ke bagian depan penis Pada hewan-hewan yang memiliki musim kawin penghasilan spermanya itu lebih kelihatan giat pada saat musim kawinnya tiba. Adapula penghasilan berlangsung terus-menerus sebelum musim kawin, lalu dicadangkan (Srikini 2008: 53).
Jika tiba musim kawin dikeluarkan sekaligus semuanya, sesuai dengan betina yang pada waktu itu mengeluarkan pula semua telurnya sekalinya dalam sekaligus. Pada eutheria (placentalia) jumlah sperma yang dihasilkan jutaan ekor setiap harinya oleh kedua belah testis. Sperma itu dicadangkan dalam duktus epididimis dan vas deferens. Kalau saatnya dikeluarkan sperma itu terendam dalam cairan yang dihasilkan olehnya. Tubuli seminiferi (sedikit) dan kelenjar-kelenjar tambahan, yakni vesikula seminalis, bulbourethralis dan juga prostate. Cairan (plasma) bersama sperma yang dikandung disebut dengan mani (Dellmann dan Brown 2002 : 462).
Pada Pisces, ketika masih muda sulit di bedakan antara hewan jantan dan betina, baik secara morfologi maupun anatomi. Organ reproduksi jantan dan betina pada waktu masih muda memiliki struktur yang sama dan disebut ganoda. Setelah dewasa organ reproduksi jantan pada ikan, dapat di bedakan organ genitalia masculine tampak berwarna putih susu dengan permukaan licin berisi spermatozoa. Testis berjumlah sepasang menggantung pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Berbentuk oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang, berwarna putih dan seringkali berlobus (Pratiwi 2007: 200).
Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat musim memijah dan saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vas deferens menuju celah atau lubang urogenital. Organ kopulatoris merupakan modifikasi sirip anal maupun sirip pelvis. Sirip pelvis pada elasmoranchi akan termodifikasi menjadi clasper. Pada teleostei sirip anal memanjang membentuk gonopodium (Srikini 2008: 50).
Zigot dengan potensi genetis yang baru dan dengan susunan sitoplasma yang baru siap untuk memulai pembuahannya dan pembentukannya individu yang multiseluler. Pada setiap hewan proses ini disebut dengan pembelahan atau cleavage, dimana sitoplasma dan nukleus dibagi-bagi menjadi pembelahan, pada pembelahan zigot ini tidak terjadi proses tumbuh sel anaknya makin lama makin kecil pembelahan tanpa tumbuh ini tercapai dengan absennya fase interfase antara 2 pembelahan dan pembelahan nukleus yang tidak kelihatannya pada katak. Periode pembelahan ini akan berakhir dengan terbentuknya blastula, suatu stadium dalam perkembangan hewan (Dellmann dan Brown 2002: 115).
Sistem Genitalia Jantan pada amphibi berupa sepasang testis, vasa eferentina dan cloaca. Testes berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium (berupa selubung tipis) Testis adalah gonad yang menghasilkan spermatozoa. Di sebelah cranial testes di temukan adanya corpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen. Saluran reproduksi. tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara) (Srikini 2008: 59).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 24 Februari 2012, pukul 13.15 WIB sampai dengan 15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.
3.2.Alat dan Bahan
         Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah baki bedah, gunting bedah, jarum penusuk, dan pinset. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kloroform, Cyprinus carpio jantan dan betina, Mus musculus jantan dan betina, dan Rana sp jantan dan betina.

3.3.Cara Kerja
         Disiapkan alat dan bahan di atas meja. Pada hewan yang dibawa, dimatikan atau dipingsankan terlebih dahulu. Pada katak, dimasukkan ke dalam killing jar yang diberi kloroform dan mencit dengan cara dislokasi leher. Diletakkan bahan diatas baki bedah dan digunakan jarum penusuk untuk menusuk hewan tersebut. Digunakan gunting bedah dan pinset untuk membedah bahan atau hewan yang dibawa. Dilakukan hingga organ dalam bahan yang dibawa terlihat jelas. Sistem reproduksi dari tiap-tiap bahan (jantan dan betina) diperhatikan dan digambar. Kemudian diberi keterangan pada gambar yang sudah dibuat.







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Divisio/Filum  : Chordata
Class                : Mamalia
Ordo                : Rodentia
Family             : Muriidae
Genus              : Mus
Spesies            : Mus musculus
Nama               : Mencit

 


a. Mus musculus (jantan)










 
4.1.Hasil









  

 















Deskripsi :
Semua mamalia pembuahannya bersifat internal. Baik mamalia jantan maupun mamalia betina telah memiliki alat kelamin luar. Telur mamalia dihasilkan oleh ovarium. Telur ini hanya memiliki sedikit makanan, setelah telur dibuahi akan dihasilkan zigot. Selanjutnya zigot akan menempel pada dinding rahim yang berkembang menjadi fetus. Selama berkembang fetus ini, zigot memerlukan banyak zat makanan. Mencit jantan mempunyai alat perkembangbiakan yang terdiri dari sepasang testis yang berfungsi sebagai penghasil sperma. Saluran Vas deferens sebagai saluran sperma dan penis yang merupakan alat untuk memesukan sperma kesaluran kelamin betina. Pada proses pembuahan, didalam saluran sel telur terjadi peleburan spermatozoid dan sel telur yang menghasilkan yang menghasilkan zigot, kemudian bergerak menuju rahim (uterus) dan menempel pada dinding rahim. Sedangkan pada mencit betina terdapat uterus yang merupakan bagian alat     kelamin betina tempat pertumbuhan dan perkembangan calon individu baru      (Brotowidjoyo 1990 : 195).

 















 







































































Deskripsi :
Ikan  nila  (Oreochormis niloticus) merupakan  jenis  ikan  konsumsi  air tawar  dengan  bentuk  tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila adalah jenis ikan Sychlidae yang bertipe mouthbreeder yang artinya menjaga telur di dalam mulut sampai menetas. Ciri-ciri kelamin dari ikan nila yang sudah matang gonad adalah berumur 1 tahun dan pada kelamin memerah pada kedua induk. Pada jantan kelaminnya tidak lancip, sedangkan pada betina lancip dengan perut membuncit dan ketika ditekan akan keluar sel telur berwarna kuning. Hal ini diikuti dengan tingkah laku jantan yang aktif dan betina yang pasif. Proses perkawinan diawali dengan jantan yang membuat cekungan sebagai tempat persiapan fertilisasi.
Setelah itu, jantan mencari betina yang sudah siap kawin. Ketika keduanya sudah bertemu dan cocok, maka keduanya akan memisahkan diri. Jika ada ikan pejantan lain yang mendekat, maka jantan akan mengejar dan menyerang. Setelah itu keduanya saling mencumbu dengan cara berkejar-kejaran. Setelah selesai bercumbu, betina akan melepaskan sel telur pada cekungan yang sebelumnya sudah dibuat dan dibersihkan oleh sang jantan. Setelah itu jantan juga mengeluarkan sperma pada tempat yang sama dan terjadilah fertilisasi eksternal. Setelah pembuahan terjadi, maka betina akan memasukkan telur-telur tersebut ke dalam rongga mulutnya. Setelah itu jantan pergi. Telur-telur ini akan dipelihara di dalam mulut betina selama 3-5 hari sampai menetas. Dan anak-anak ikan nila (burayak) tersebut akan terus dijaga oleh induk betina sampai benar-benar mandiri      (Kuncoro, 2003).

 





































BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang berjudul Reproduksi Hewan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.         Perkembangbiakan pada hewan terbagi atas 2 macam yaitu perkembangbiakan  secara vegetatif  (aseksual) dan secara generatif (seksual).
2.         Letak perbedaan antara Mus musculus jantan dan betina adalah pada bentuk tubuhnya, dimana jantan mempunyai bentuk tubuh dengan ukuran yang kecil sedangkan pada betina mempunyai bentuk tubuh dengan ukuran yang agak besar.
3.         Semua mamalia pembuahannya bersifat internal, baik mamalia jantan maupun mamalia betina telah memiliki alat kelamin luar.
4.         Pembuahan pada  Rana sp berlangsung diluar tubuh, tetapi katak tidak mempunyai alat kelamin luar.
5.         Perbedaan antara Oreochornis niloticus betina dan jantan adalah terletak pada jumlah lubang, dimana pada jantan terdapat 1 lubang dan pada betina terdapat 2 lubang.













DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Anatomi dan Fungsi Reproduksi Hewan. http://id.wikipedia.org/wiki/ Anatomi dan Fungsi Reproduksi Hewan.
Brotowidjoyo. 1990. Zoologi Dasar. Jakarta Erlangga.
Campbell, Reece Mitchell. 2002. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Dellmann dan Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner I. Jakarta : UI-Press.
Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Kuncoro, E.B. 2002. Ikan Siklid. Jakarta: Penebar Swadaya.
Radiopoetro. 1996. Zoologi. Jakarta : Erlangga.
















LAMPIRAN

  
                               Mencit                                                          Katak

     
                         Ikan Nila betina                                     Ikan Nila jantan










LAMPIRAN
Klasifikasi :
  1. Ikan Nila
Kingdom         : Animalia
Filum/Divisio  : Chordata
Class                : Osteichthyes
Ordo                : Percomorphi
Family             : Cichlidae
Genus              : Oreochormis
Spesies            : Oreochormis niloticus
  1. Katak
Kingdom         : Animalia
Filum/Divisio : Chordata
Class                : Amfibia
Ordo                : Anura
Family             : Ranidae
Genus              : Rana
      Spesies            : Rana cancrivora
  1. Mencit
Kingdom         : Animalia
Filum/Divisio  : Chordata
Class                : Mamalia
Ordo                : Rodentia
Family             : Muriidae
Genus              : Mus
      Spesies            : Mus musculus







3 komentar: