LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM II
“ REPRODUKSI HEWAN “
OLEH :
NAMA : ADITYA YULISTIO
NIM : 08111004002
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
ASISTEN
: DIAN OCTARINA
LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011/ 2012
ABSTRAK
Praktikum
yang bejudul “Reproduksi Hewan” yang bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari
organ reproduksi pada beberapa jenis hewan. Praktikum ini dilaksanakan pada
hari Jumat,
tanggal 24 Februari 2012, pukul 13.15 WIB sampai dengan 15.00
WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya,
Inderalaya. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah baki bedah, gunting
bedah, jarum penusuk, dan pinset sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah Cyprinus carpio, Mus
musculus, dan Rana sp. Kesimpulan yang didapat adalah organ
reproduksi pada hewan terdiri atas uterus, tuba fallopi, skrotum, ovarium, vas
deferens, gonad, duktus dan testis.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Reproduksi
adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk
melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Tidak setiap individu mampu
menghasilkan keturunan, tetapi setidaknya reproduksi akan berlangsung pada
sebagian besar individu yang hidup dipermukaan bumi ini. Kegiatan reproduksi
pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungan. Ada
yang berlangsung setiap musim atau kondisi tertentu setiap tahun. Untuk dapat
melakukan reproduksi maka harus ada gamet jantan dan betina. Penyatuan gamet
jantan dan betina akan membentuk zigot yang selanjutnya berkembang menjadi
generasi baru (Fujaya 2004: 151).
Perkembangbiakan hewan dapat
dibedakan menjadi perkembangbiakan secara generatif dan secara vegetatif.
Perkembangbiakan secara generatif ditandai dengan adanya peristiwa perkawinan,
yaitu peleburan sel sel kelamin atau
gamet. Pada hewan tingkat tinggi, sel sel kelaminnya dapat dibedakan menjadi
sel kelamin jantan atau spermatozoa dan sel kelamin betina atau sel ovum.
Perkembangbiakan secara vegetatif tidak memerlukan sel kelamin dan terjadi pada
hewan tingkat rendah. Adapun yang termasuk perkembang biakan secara vegetatif
pada hewan antara lain pembelahan diri, pembelahan tunas, dan fragmentasi (Srikini 2008: 37).
Bagi hewan yang melakukan fertilisasi
internal dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang
berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Pada vertebrata
yang hidup di air melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksternal),
contoh ikan dan katak. Yang hidup di darat melakukan pembuahan di dalam tubuh
(fertilisasi internal). Pada mamalia jantan, alat kelaminnya disebut penis pada
reptil seperti cecak dan kadal menggunakan hemipenis (penis palsu), sedangkan
pada bangsa burung misalnya bebek, untuk menyalurkan sperma menggunakan ujung
kloaka (Campbell 2003 : 163).
Pada hewan yang melakukan fertilisasi internal dikenal adanya 3
macam perkembangan embrio yaitu ovipar atau bertelur yakni bila embrio berkembang di
dalam telur. Misalnya pada jenis-jenis
burung dan ikan. Kemudian ovovivipar
atau bertelur dan beranak bila embrio berkembang di
dalam telur yang di inkubasi dalam tubuh dengan sumber nutrisi berasal dari
telur, misalnya pada beberapa jenis ikan hiu. Sedangkan yang terakhir yaitu vivipara atau beranak
yakni bila embrio tumbuh dan berkembang di dalam uterus dan mendapat, nutrisi
dari induknya melalui plasenya. Misalnya pada beberapa jenis mamalia (Pratiwi, D.A 2003: 164).
Perkembangbiakan secara vegetatif pada hewan
dapat dilakukan dengan cara pembelahan sel, pembentukan tunas, fagmentasi,
partogenesis dan regenerasi. Perkembangbiakan dengan cara pembelahan sel dapat
dibedakan menjadi 2 macam yaitu pembelahan binner, terjadi pada hewan bersel
satu, contohnya Amoeba sp, Paramecium sp, dan Euglena sp. Pada pembelahan biner, satu sel induk akan membelah menjadi dua sel anak. Pembelahan
multipel adalah satu sel pembelahan sel induk menjadi beberapa anak sel.
Contohnya terjadi pada Plasmodium sp.
Perkembangbiakan dengan pembentukan tunas (budding) terjadi pada beberapa jenis
hewan air, misalnya Hydra sp,
ubur-ubur, dan koral. Pembelahan sel tersebut menyebabkan terbentuknya tunas
yang masih tetap melekat pada induknya (Srikini 2008: 41).
Pada umumnya mamalia melahirkan anaknya dan kemudian menyusui
anaknya sampai anaknya mandiri. Beberapa perkecualian, misalnya pada hewan
paruh bebek (Platypus), bertelur,
setelah menetas anaknya baru disusui. Pada hewan berkantung, contoh kanguru,
anaknya lahir muda (amat premature) kemudian merayap masuk, kantung induknya,
mencari puting susu, kemudian menyusu dalam kantung sampai mandiri. Alat
reproduksi mamalia jantan contoh pada manusia, yang berkaitan dengan produksi
sperma terdiri dari sepasang kelenjar kelamin yang disebut testis yang disimpan
dalam kantung disebut skrotum atau kantung pelir. Alat
reproduksi mamalia betina contoh pada manusia terdapat sepasang kelenjar
kelamin yaitu ovarium yang berfungsi menghasilkan sel telur (Campbell 2003 : 159).
1.2.
Tujuan
Praktikum ini
bertujuan untuk mempelajari serta mengenal sistem reproduksi hewan.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pada hewan yang melakukan
fertilisasi secara internal organ reproduksinya dilengkapi dengan adanya organ
kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme
jantan ke betina. Peranan hewan jantan dalam hal reproduksi terutama adalah
memproduksi sperma dan sejumlah kecil cairan untuk memungkinkan sel sperma
meluncur menuju rahim (Srikini 2008: 52).
Reproduksi pada hewan hanya
terjadi secara seksual dan aseksual atau bisa bergantian melakukan modus
tersebut. Sistem reproduksi pada jantan terdiri dari testis yang dikelilingi
tunika vaginalis dan selubung testis dan juga epididimis, duktus deferens,
kelenjar aksesori (kelenjar vesikulosa, prostat dan bulbouretralis), uretra,
dan juga penis yang dilindungi oleh propusium. Bila testis diambil dan diangkat
dari skrotum dimana fungsi utama skrotum adalah untuk
memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki suhu 1 sampai 8 oC lebih dingin
dibandingkan temperatur rongga tubuh
(Campbell 2003: 204)
Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan
oleh system otot rangkap yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk
memanasi testis atau membiarkan testis atau membiarkan testis menjauhi dinding
tubuh agar lebih dingin. Sedangkan lapis viseralisnya (pembalut peritoneum pada
testis dan epididimis) tetap ia bertaut pada kapsula testis dibawahnya, yakni
tunika albuginea, lapis viseralis, tunika albuginea terdiri dari mesofel dan
jaringan ikat yang melekat pada tunika yaitu tunika albuginea (Dellmann 2001: 486).
Sedangkan sistem reproduksi pada betina terdiri dari
ovarium bagian kiri dan kanan serta oviduktus, lazimnya uterus bikornua,
reproduksi, serviks, vagina, vestibulum dan kelenjar yang berkaitan. Berperan
dalam produksi dan transport ovum, transport yang lainnya yaitu spermatozoa,
pembuahan dan akomodasi ovum yang telah dibuahi (conceptus) sampai lahir
(partus). Dan gonad berbentuk penebalan memanjang disebut punggungnya gonad
(gonadal ridges), terletak pada batas tepi ventrome epitel kubus atau pipih
selapis, disebut epitel permukaan (Brown 2001: 487).
Pada mamalia alat kelamin
jantan terdiri atas sepasang testis, saluran deferen, vesikula seminalis,
kelenjar prostata, uretra dan penis. Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat
telur dan di bungkus oleh skrotum, Skortum berbentuk sebuah kantung yang membungkus
testis. Testis tersusun oleh bentukan menyerupai cacing yang disebut epididimis
yang merupakan wadah sperma. Epididimis mengeluarkan material yag mampu
mempertahankan kehidupan sperma selama penyimpanan didalam testis. dibungkus
dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada
hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang
menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum
disebut saluran inguinal (Srikini 2008: 55).
Pada mamalia, testis terletak
di luar tubuh, dan dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam
skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada mamalia akan
lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (< 37°C). Saluran reproduksi,
tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju
epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior
(kaput epididimis) lalu ke arah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan
dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktus deferen, dan
vesikula seminalis (Pratiwi 2007: 198).
Pada monotremata mirip dengan
yang terdapat pada kura-kura, sedangkan untuk mamalia yang lebih tinggi, penis
terletak di sebelah anterior skrotum. Penis adalah organ seksual jantan yang
dibungkus oleh kulit yang disebut kalup (prepusium). Lapisan dalam kalup
disuplai dengan kelenjar keringat yang mengeluarkan smegma. Uretra pada hewan
jantan adalah tabung mukoid yang memanjang mulai dari kandung kemih ke bagian
depan penis Pada hewan-hewan yang memiliki musim kawin penghasilan spermanya
itu lebih kelihatan giat pada saat musim kawinnya tiba. Adapula penghasilan
berlangsung terus-menerus sebelum musim kawin, lalu dicadangkan (Srikini 2008: 53).
Jika tiba musim kawin dikeluarkan
sekaligus semuanya, sesuai dengan betina yang pada waktu itu mengeluarkan pula
semua telurnya sekalinya dalam sekaligus. Pada eutheria (placentalia)
jumlah sperma yang dihasilkan jutaan ekor setiap harinya oleh kedua belah
testis. Sperma itu dicadangkan dalam duktus epididimis dan vas deferens. Kalau
saatnya dikeluarkan sperma itu terendam dalam cairan yang dihasilkan olehnya.
Tubuli seminiferi (sedikit) dan kelenjar-kelenjar tambahan, yakni vesikula
seminalis, bulbourethralis dan juga prostate. Cairan (plasma) bersama sperma
yang dikandung disebut dengan mani (Dellmann dan Brown 2002 : 462).
Pada Pisces, ketika masih muda
sulit di bedakan antara hewan jantan dan betina, baik secara morfologi maupun
anatomi. Organ reproduksi jantan dan betina pada waktu masih muda memiliki
struktur yang sama dan disebut ganoda. Setelah dewasa organ reproduksi jantan
pada ikan, dapat di bedakan organ genitalia masculine tampak berwarna putih
susu dengan permukaan licin berisi spermatozoa. Testis berjumlah sepasang menggantung
pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Berbentuk oval dengan
permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang, berwarna putih dan
seringkali berlobus (Pratiwi 2007:
200).
Testis ikan berbentuk seperti
kantong dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel
spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai
membesar pada saat musim memijah dan saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan
bergerak melalui vas deferens menuju celah atau lubang urogenital. Organ
kopulatoris merupakan modifikasi sirip anal maupun sirip pelvis. Sirip pelvis
pada elasmoranchi akan termodifikasi menjadi clasper. Pada teleostei sirip anal
memanjang membentuk gonopodium (Srikini 2008: 50).
Zigot dengan potensi genetis
yang baru dan dengan susunan sitoplasma yang baru siap untuk memulai
pembuahannya dan pembentukannya individu yang multiseluler. Pada setiap hewan
proses ini disebut dengan pembelahan atau cleavage, dimana sitoplasma dan
nukleus dibagi-bagi menjadi pembelahan, pada pembelahan zigot ini tidak terjadi
proses tumbuh sel anaknya makin lama makin kecil pembelahan tanpa tumbuh ini
tercapai dengan absennya fase interfase antara 2 pembelahan dan pembelahan
nukleus yang tidak kelihatannya pada katak. Periode pembelahan ini akan
berakhir dengan terbentuknya blastula, suatu stadium dalam perkembangan hewan
(Dellmann dan Brown 2002: 115).
Sistem Genitalia Jantan pada
amphibi berupa sepasang testis, vasa eferentina dan cloaca. Testes berwarna
putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium (berupa selubung tipis) Testis adalah gonad yang menghasilkan spermatozoa. Di
sebelah cranial testes di temukan adanya corpus adiposum, terletak di bagian
posterior rongga abdomen. Saluran reproduksi. tubulus ginjal akan menjadi
duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di
dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk
vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara) (Srikini 2008: 59).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 24 Februari 2012, pukul 13.15 WIB sampai dengan 15.00
WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.
3.2.Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada
praktikum ini adalah baki bedah, gunting bedah, jarum penusuk, dan pinset. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah kloroform, Cyprinus carpio jantan dan betina, Mus musculus jantan dan betina,
dan Rana sp jantan dan betina.
3.3.Cara Kerja
Disiapkan alat dan bahan di atas
meja. Pada hewan yang dibawa, dimatikan atau dipingsankan terlebih dahulu. Pada
katak, dimasukkan ke dalam killing jar yang diberi kloroform dan mencit dengan
cara dislokasi leher. Diletakkan bahan diatas baki bedah dan digunakan jarum penusuk untuk
menusuk hewan tersebut. Digunakan gunting bedah dan pinset untuk membedah bahan
atau hewan yang dibawa. Dilakukan hingga organ dalam bahan yang dibawa terlihat jelas. Sistem reproduksi dari tiap-tiap
bahan (jantan dan betina) diperhatikan dan digambar. Kemudian diberi keterangan
pada gambar yang sudah dibuat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
|
|
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang berjudul Reproduksi Hewan
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Perkembangbiakan pada
hewan terbagi atas 2 macam yaitu perkembangbiakan secara vegetatif (aseksual) dan secara generatif (seksual).
2.
Letak perbedaan antara Mus
musculus jantan dan betina adalah pada bentuk tubuhnya, dimana jantan
mempunyai bentuk tubuh dengan ukuran yang kecil sedangkan pada betina mempunyai
bentuk tubuh dengan ukuran yang agak besar.
3.
Semua mamalia
pembuahannya bersifat internal, baik mamalia jantan maupun mamalia betina telah
memiliki alat kelamin luar.
4.
Pembuahan pada Rana sp berlangsung diluar tubuh, tetapi
katak tidak mempunyai alat kelamin luar.
5.
Perbedaan antara Oreochornis
niloticus betina dan jantan adalah terletak pada jumlah lubang, dimana pada
jantan terdapat 1 lubang dan pada betina terdapat 2 lubang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2008. Anatomi dan Fungsi
Reproduksi Hewan. http://id.wikipedia.org/wiki/ Anatomi dan Fungsi Reproduksi Hewan.
Brotowidjoyo.
1990. Zoologi Dasar. Jakarta Erlangga.
Campbell, Reece Mitchell. 2002. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Dellmann dan Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner I.
Jakarta : UI-Press.
Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Kuncoro,
E.B. 2002. Ikan Siklid. Jakarta: Penebar Swadaya.
Radiopoetro.
1996. Zoologi. Jakarta : Erlangga.
LAMPIRAN
Mencit
Katak
Ikan Nila betina Ikan Nila jantan
LAMPIRAN
Klasifikasi :
- Ikan Nila
Kingdom : Animalia
Filum/Divisio : Chordata
Class : Osteichthyes
Ordo : Percomorphi
Family : Cichlidae
Genus : Oreochormis
Spesies : Oreochormis niloticus
- Katak
Kingdom : Animalia
Filum/Divisio : Chordata
Class : Amfibia
Ordo : Anura
Family :
Ranidae
Genus : Rana
Spesies :
Rana cancrivora
- Mencit
Kingdom : Animalia
Filum/Divisio : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Muriidae
Genus : Mus
Spesies :
Mus musculus
Terimakasih infonya :)
BalasHapusmantap kak (y)
BalasHapusI LIKE
BalasHapus